Senin, 23 Mei 2011

Hedonism Since We Are Child

Hedonism Since We Are Child
Oleh: Naufal Nurfahmi 

Kata teman saya, kita itu sudah diajarkan menjadi seorang hedon semenjak kita kecil. Bercandanya dia adalah dengan kalimat “waktu SD saja kita disuguhi kalimat ‘Ibu pergi ke pasar untuk membeli sayur’ lihat kan? Itu membeli, bukan menjual. Tak heran jika kemudian mindset kita hanya terpatok untuk membeli sesuatu, bukan menjualnya.” (mengutip perkataan Bob Sadino) Begitulah kira-kira teman saya menggerutu tentang keadaan masyarakat muda di negara ini waktu itu.

Beberapa waktu berselang, hingga akhirnya saya tercengang mendengar salah satu teman saya yang masih duduk di bangku SMA berkata “tahun ini sekolahku mengadakan Study Tour ke Bali dan biaya yang diperlukan adalah (sekian) ratus ribu rupiah.” Jujur, saya kaget bukan kepalang. Maksud saya adalah, kenapa harus Bali? Dan juga dengan biaya yang amat sangat berbeda jauh dengan destinasi yang biasanya (D.I.Yogyakarta). Dari dulu saya selalu berfikir, apa benar ketika kita menjalani apa yang disebut pihak sekolah sebagai Study Tour itu adalah sebuah perjalanan yang memberi pelajaran atau hanya liburan yang dipercepat saja. Dengan segala tugas laporan yang biasanya diberikan oleh guru mata pelajaran pada siswa saat melakukan kegiatan ini, dan kewajiban untuk mengumpulkan dengan deadline yang ditetapkan oleh guru yang bersangkutan. Tapi kenyataannya? Masih banyak siswa yang berlenggak dengan tenang ketika mereka tidak mengerjakan tugas laporan itu dan tidak pernah ada sangsi yang jelas terhadap siswa tersebut. Sebenarnya saya hanya berfikir, apa benar ketika kita mengadakan kegiatan Study Tour adalah untuk belajar? Saya kira hanya untuk berjalan-jalan saja dan disini kami sebagai murid ditempatkan sebagai sebuah alat fasilitator dalam perjalanan para guru mata pelajaran yang bersangkutan. Sungguh menyedihkan bagi saya pribadi, ketika tujuan Study Tour yang sebenarnya untuk destinasi yang biasanya (D.I.Yogyakarta) dengan biaya dan segala hal yang lebih ringan masih belum tercapai secara jelas dan optimal. Kini kita harus diajarkan untuk lebih menjadi seorang hedonis muda, dengan digantikannya tujuan karya wiasata tadi menjadi Bali, yang otomatis memberikan beban lebih bagi para siswa dalam hal finansial yang dikeluarkan. Dan tentu, dengan tujuan yang semakin tidak jelas untuk setiap kegiatan yang dilakukan dalam acara tersebut.

Hari Minggu kemarin, sebenarnya saya juga baru saja kembali dari apa yanng dinamakan Field Study dengan tujuan D.I.Yogyakarta. Jujur saya masih bingung dengan studi apa yang sebenarnya telah saya lakukan kesana? Dengan acara utama yang di-cancel  karena telat, dan dengan diberhentikannya bis di setiap tempat pembelian oleh-oleh khas dari Yogya. Saya masih tidak tahu apa yang telah saya pelajari dari sana selain mengajarkan untuk ‘bawalah uang sebanyak mungkin saat Anda bepergian keluar kota. Karena disana kita hanya akan pergi berbelanja.’




Bandung, Mei 2011

4 komentar:

  1. ngakak temannya bob sadino yah ? kan yang bilang gitu mah bob sadino :p

    BalasHapus
  2. @atas: terima kasih untuk koreksinya. maaf saya juga kurang tahu kalau itu perkataan Bob Sadino. :P

    BalasHapus
  3. @Sayap ikarus: fal, sebetulnya soal kaya gini saya sendiri pernah ngalamin cuma skalanya aja kali enggak sebesar ini. sialnya itu kaya nonton bareng film G/30 S-PKI, atau botram bareng ke Salabintana dll. anyways, kalau soal hedonisme kayanya enggak bisa dilepasin sama kultur konsumerisme. saya tidak menolak soal konsumerisme dalam artian tertentu, cuma kalau udah sampai terus2an gitu kemampuan kita ber-kreasi (selain berkonsumsi) terutama dalam kaitannya membangun dunia ideal versi kita sendiri bisa hilang begitu saja. itu kali hehe. nice blogs,

    BalasHapus
  4. hihihih, akang datang juga geuning :P
    konsumerisme saya setuju sama akang, dalam artian tertentu saja.
    jika hanya ditilik dari segi materi dan kepuasan yang didapat dari sana, saya kira kita juga tidak akan pernah lepas dari cengkraman iklan-iklan yang semakin hari semakin membodohi kita. heheheh
    makasih banyak Kang :D

    BalasHapus